
MATARAM, KANALNTB.COM – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Pilgub NTB, Dr Zulkieflimansyah-Hj. Sitti Rohmi Djalilah memiliki pemikiran brilian untuk memajukan NTB kedepan. Gagasan andalan tersebut mereka sebut dengan tiga komitmen gemilang.
Gagasan pertama adalah menyediakan modal usaha dan akses keuangan bagi rakyat. Menurut Dr Zul, layanan industri keuangan harus dapat dinikmati seluruh masyarakat hingga ke desa dan dusun-dusun karena hal tersebut memungkinkan lahirnya kesejahteraan masyarakat.
Akses keuangan ini sama pentingnya dengan akses pendidikan dan kesehatan. Petani, nelayan, buruh, pengusaha kecil, menengah dan seluruh lapisan masyarakat ” Mereka harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa mengakses keuangan,” papar pria lulusan Oxford University ini.
Menurutnya program pemerintah pusat sudah sangat bagus seperti sosialisasi dan edukasi tentang industri keuangan, sertifikasi tanah agar para petani bisa menjaminkan tanahnya untuk akses permodalan, serta pemanfaatan teknologi.
“Ini harus didorong pemerintah daerah agar implementasi programnya bisa berjalan optimal,” tandasnya.
Menurut Dr Zul, NTB dinilai sudah cukup sukses meretas buta aksara, selanjutnya masyarakat sudah harus melek keuangan. Dalam catatannya kurang dari 20 persen masyarakat NTB yang sudah melek keuangan.
Kedepan inilah tugas besar dan berat bagi pemerintah daerah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan sosialisasi dan edukasi ke banyak kelompok masyarakat tentang pentingnya industri keuangan. Di sekolah-sekolah; perbankan, asuransi, reksadana, pasar modal, pasar uang, ekonomi syariah, business cycle, dan lain-lain harus diajarkan dengan cara-cara sederhana dan menyenangkan. ” Kedepan, kita undang OJK datang ke desa-desa, ke tempat-tempat pengajian, ke tempat anak-anak muda, ke komunitas seniman, budayawan, dan ke semua tempat yang memungkinkan masyarakat kita cerdas secara finansial,” urainya tentang komitmen gemilang pertama ini.
Komitmen kedua yang hendak dijalankan menurut Dr Zul ialah bagaimana menghadirkan Sains dan Tekno Park serta rumah industri kreatif. Peran utama STP adalah inkubasi bisnis teknologi dengan menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) atau perusahaan start-up. Selain itu, STP juga sebagai wadah bagi pelatihan berbasis teknologi yang diikuti dengan sertifikasi serta menjadi rumah industri kreatif.
Ia melihat di Sumbawa sudah hadir Sumbawa Techno Park atau STP Sumbawa dan sudah berkembang dengan menakjubkan. Dengan demikian maka menurutnya mengembangkan hal serupa di kabupaten-kabupaten lain dan kota-kota lain bukan lagi satu hal yang mewah dan mustahil. ” Where there is a will, there is a way. Sains dan Tekno Park (STP) harus hadir di setiap kabupaten dan kota di NTB,” tekannya.
Adapun komitmen ketiga, mendorong pengembangan industri olahan dan menghadirkan industri permesinan. Hal ini penting mengingat kunci menyelesaikan pengangguran dan kemiskinan adalah menghadirkan lebih banyak industri pengolahan.
“Industri-industri pengolahan harus muncul di setiap kabupaten bahkan di setiap kecamatan dan desa untuk mendorong komitmen ini,” tegasnya.
Hanya terhadap hal ini Dr Zul menyayangkan banyak yang sinis dan tertawa karena tidak faham. “Kami Zul-Rohmi meyakini, mengembangkan industri olahan dan menghadirkan industri permesinan adalah mungkin, sangat mungkin, yang penting ada kemauan, ada political will dari pemerintah,” tandasnya.
Untuk meyakinkan semua pihak ia pun memberi contoh di NTB ini ada seorang anak muda namanya Khairul Ikhwan telah membuktikan semua itu bisa. Pemuda ini memiliki bengkel dan perusahaan bernama Ondak Jaya Teknik. Perusahaan ini mampu merancang dan membuat mesin cacah jerami batang jagung dan kedelai, mesin cetak pakan, mesin tepung jerami, dan lain-lain. “Semua mesin bisa mereka buat
“Nah, pemerintah mestinya bisa melakukan hal serupa dalam skala yang lebih besar. Tapi yang perlu diingat, walaupun kelihatan mudah, ini bukan persoalan sederhana, kehadirannya harus disiapkan secara serius,” ajak Dr Zul.
Terakhir ia mengingatkan bahwa yang paling mendasar dalam membangun ketiga konsep tersebut adalah pola pikir yang harus berubah dan menyiapkan SDM yang mengerti teknologi.
“Jadi, kalau mau Maju dan Sejahtera NTB harus menjadi Pusat Teknologi dan Industri Nasional,” pungkas mantan langganan legislator RI ini. (Tim)