headline

KONI Loteng, Kecam Atlet Gunakan Bikini di Kejuaraan Sirnas Voli Pantai

LOMBOK TENGAH, kanalntb.com -Kejuaraan Sirkuit Nasional (SIRNAS) voli pantai yang dilaksanakan di pantai Kuta Mandalika Lombok Tengah menuai kecaman. Pasalnya atlet putri, khususnya dari luar negeri ketika bermain hanya mengenakan bikini.

“Ini sudah jauh dari etika dan estitika,” ujar pengurus KONI Loteng, Hasbi M.

Pasalnya lanjut Hasbi, penampilan atlet tidak mencerminkan norma-norma dan budaya yang ada di Lombok Tengah (Loteng), terlebih NTB dikenal 1.000 masjid dan wisata halal. Tidak hanya itu, dalam UUD sistem keolahragaan pasal 1 yang mengatakan menjujung tinggi jiwa sportivitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika, estetika dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kegembiraan.

Berdasarkan UU tersebut seharusnya pihak penyelenggara mengedepankan nilai-nilai yang ada dalam sistem keolahragaan. Namun event yang diselenggarakan tidak jauh lagi dengan Masjid Nurul Bilad Kuta yang sebagai ikon di KEK Mandalika malah mencerminkan norma-norma yang jauh dari etika dan estetika.

“Kami sangat menyayangkan hal itu terjadi. Lebih-lebih suporternya tidak mengenal batas usia,” katanya.

Selain itu kata Hasbi, Pemkab Loteng harus peka terhadap semua cabang-cabang olahraga tanpa ada pilih kasih dalam memberikan program dan pembinaan olahraga. Artinya, pemerintah jangan hanya memperhatikan cabor voli saja. Sedangkan cabor lain tidak difasilitasi.

“Apakah selama ini cabor voli pernah memiliki prestasi tingkat regional, sehingga itu saja yang difasilitasi,” ucapnya.

Oleh sebab itu, peran dan fungsi Pemkab adalah mengayomi dan memfungsikan semua element organisasi tanpa adanya unsur-unsur yang menimbulkan kecemburuan sosial antara organisasi yang satu dengan lainnya.

“Intinya pemerintah jangan pilih kasih dalam memberikan program dan pembinaan olahraga,” tandasnya.

Sementara, Ketua Panitia, Suhaimi mengatakan, terkait soal kritikan atas pakaian peserta voli pantai, khususnya team puteri dari luar negeri, perlu disampaikan bahwa ia akui telah lupa atas soal itu untuk disampaikan kepada peserta.

“Atas kelalain ini kami minta maaf,” ungkapnya.

Selain itu, ketika pembukaan pun beberapa perwakilan masyarakat sudah menyampaikan kritik tersebut secara langsung ke panitia di lokasi. Kemudian kritik tersebut langsung pihaknya tindak lanjuti dengan briefing peserta.

Selanjutnya disepakati peserta untuk tidak lagi berpakaian sebagaimana kritik dari masyarakat.

“Seluruh peserta khususnya peserta puteri dari luar negeri siap berpakaian standart etika dan budaya olahraga yg ada di Lombok Tengah dan akan menyusuaikan pakain sesuai dengan tradisi yang ada di Lombok,” pungkasnya. (DIK)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button